24.3.21

5 Tips Mengatur Uang

Saya ingin berbagi sedikit tips mengatur uang ala saya sendiri. Hehe… 

Saat ini saya masih berstatus mahasiswa di UGM semester 3. 

Saat semester awal ketika masih ada kelas perkuliahan, saya masih belum bisa mengatur pengeluaran. 

Perlakuan terhadap uang masih sama dari mulai bekerja di tahun 2011 hingga akhir semester 2. 

Pengeluaran selalu lebih besar dibandingkan penghasilan yang saya terima.


Meskipun penghasilan saya terbilang cukup lumayan dengan status saya yang masih single sehingga pengeluaran masih untuk diri sendiri. 

Ide mengatur uang ini muncul ketika terbersit keinginan mengubah pola hidup tidak sehat dengan berpegang pada prinsip pengeluaran tidak lebih besar dibanding pemasukan

Berapapun besarnya penghasilan jika pengeluarannya selalu lebih besar, maka hidup saya akan seperti ini-ini saja, pikir saya saat itu.

Sebuah kata “bright future” yang menyadarkan saya akan pentingnya mengatur uang secara sehat guna menggapai masa depan yang lebih baik.

 

Well, here they are :


1. Langkah awal yang saya lakukan adalah memotong beberapa kartu kredit yang ada di dompet saya. 

Bayar apapun dengan cash

Pegang prinsip No cash no buying.  Tidak ada cash tidak ada pembelian. 

Tahan hingga memiliki uang tunai. 

Nabi tidak melarang kita berhutang. 

Berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari yang jika kita tidak berhutang kita akan mati, misal membeli beras. Case seperti ini diperbolehkan. 

Bukan semata-mata untuk memenuhi gaya hidup. Bukan untuk menunjukan eksistensi. Bukan juga untuk show off

Dulu ketika saya hendak membeli barang saya prefer menggunakan kartu kredit. 

Beli laptop seharga 3 jutaan cicilan 6 bulan. Beli sebuah jam tangan seharga hampir 2 juta cicilan 1 tahun. 

Beli tiket pesawat cicilan satu tahun, dan lain sebagainya. Semua serba cicilan. 

Tidak berhenti disini. Ternyata, kebiasaan ini bikin candu. Lunas cicilan, lanjut ambil cicilan berikutnya. 

Yah sebetulnya menggunakan kartu kredit bisa bayar full bulan depannya tanpa terjebak cicilan, namun ini tidak saya sarankan karena rasanya akan berbeda karena jika kita mengeluarkan uang cash rasanya akan lebih sakit dan untuk menghindari resiko terlambat/lupa bayar. 

So, I stopped doing the bullshit thing I had ever done. 

Stop berhutang, budayakan membeli secara tunai. 

Makan enak tidur nyenyak. Hehe...


2. Hidup minimalis 


Hidup minimalis versi saya adalah membeli barang sesuai kebutuhan bukan keinginan. 

Saya pangkas semua daftar barang keinginan, mulai nge-list up barang kebutuhan. 

Juga mencatat pengeluaran rutin harian dan bulanan. 

Membeli barang yang memang benar-benar dibutuhkan bukan untuk koleksi dan alokasi anggaran untuk hiburan masih boleh asal sifatnya sesekali. 

Hidup minimalis bukan berarti pelit. Beda lho ya. 

Nabi tidak menyukai orang-orang yang bakhil alias pelit. Hehe…


3. Tambah penghasilan


Salary is totally different with income. 

Selain dari gaji, penghasilan bisa kita peroleh dari bisnis, berdagang, bikin content, menjadi master of ceremony, menulis, mengajar ngaji, menjadi tutor, whatever yang bisa menghasilkan uang halal dan berkah. 

Banyak penghasilan bukan berarti pengeluaran juga makin banyak. Penghasilan naik investasi juga naik. 

Disini saya tidak berbicara investasi dunia, melainkan investasi untuk kehidupan kita yang kekal di akhirat. 

Contohnya berupa wakaf, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya. 

Kalaupun misalnya kita ingin berinvestasi membangun masjid dengan modal lumayan besar yang mengharuskan kita untuk menabung terlebih dahulu, pilihlah investasi seperti saham, deposito, dan nabung emas. 

Beli emas batangan pun wajib secara cash, bukan dengan cicilan misal tabungan/arisan emas.


4. Beli pengalaman


Saya mengeluarkan uang untuk membeli pengalaman bukan untuk membeli barang. 

Pengalaman yang membuat saya merasa lebih bermakna dan bahagia, menambah ilmu, pengetahuan, membuka wawasan, mengubah hidup, mengubah pola pikir and whatever.


5. Pilih pasangan hidup yang pola pikir dan perilakunya sehat terhadap uang


Sebelum ke jenjang yang lebih serius, perhatikan pola hidup calon pasangan. 

Perhatikan cara ia memperlakukan uang. 

Komunikasikan sejak awal karena uang bisa jadi sumber konflik yang paling besar ketika berumah tangga. 

Satukan persepsi. Satukan visi misi. 

Di era serba digital saat ini, pola pikir dan perilaku seseorang bisa kita nilai dengan melihat postingan di media sosialnya seperti facebook, instagram, dan media sosial lainnya. 

Tentu sebelum mengenal seseorang lebih jauh, kalian pasti mencari akun media sosialnya terlebih dahulu khan... Hayooo…ngakuuu…Hehe…

 


Sekian tips dari saya. 

Silahkan diaplikasikan jika menurut kalian bermanfaat. 

The choice’s yours

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apabila ada pertanyaan, silahkan tulis di kolom komentar di bawah ini.

Artikel Terbaru

SOP Mutasi dan Penghapusan Jabatan ASN Sesuai Aturan Terbaru

SOP Mutasi dan Penghapusan Jabatan ASN Sesuai Aturan Terbaru Mutasi dan penghapusan jabatan struktural merupakan bagian penting dalam manaje...